Artikel ini disusun bersama
. Jeanine Hattas Wilson adalah Pelukis Profesional dan Presiden Hattas Public Murals, Inc. Dengan pengalaman hampir 20 tahun, Jeanine mengkhususkan diri dalam membuat, mengawasi, merancang, dan melukis mural. Jeanine meraih gelar BA dalam Periklanan dari Marquette University dan Studio Painting Minor dari The Milwaukee Institute of Art & Design. Dia belajar di The Atelier Artien di Paris, Prancis, Los Angeles Academy of Figurative Art, di bawah bimbingan seniman terkenal seperti Robert Liberace, Michael Siegel, dan William Cochran. Hingga saat ini, Hattas Public Murals telah melukis hampir 5.000 karya seni yang dipesan untuk rumah dan ruang komersial dan publik. Artikel ini telah dilihat 180.914 kali.
Halaman ini telah diakses sebanyak 180.914 kali.
Hasil Pencarian Tabung Induksi Tabung
Maaf, barangnya tidak ketemu
Coba cek lagi kata pencarianmu.
-- Berbeda dengan negara lain yang mengirimkan bantuan dalam bentuk pesawat dan helikopter, Jepang lebih memilih mengirimkan bahan kimia untuk membantu pemerintah Indonesia mengatasi bencana kebakaran dan kabut asap yang melanda enam provinsi.
Bahan kimia yang dikirimkan ini bernama fire extinguisher. Fire extinguisher yang merupakan bahan kimia foam agent ini rencananya akan dikirim dalam dua tahap.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan 1,5 ton fire extinguisher akan tiba hari ini, Sabtu (17/10). Rencananya, pemerintah Jepang akan mengirimkan total tiga ton bahan kimia tersebut untuk pemerintah Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengiriman ke Palembang akan dilakukan dua kali, yang pertama adalab hari ini sebanyak 1,5 ton dan akan diserahkan langsung ke pihak BNPB," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (17/10).
Sementara 1,5 ton sisanya, kata Sutopo akan dikirimkan Senin (19/10) juga ke daerah Palembang. Koordinasi terus dilakukan antara BNPB dan pihak Jepang terkait penggunaan bahan kimia tersebut.
Sebenarnya pihak Malaysia, yang memberikan bantuan berupa pesawat water bombing, kurang setuju dengan penggunaan bahan kimia itu, karena pemerintah Indonesia sudah terlebih dahulu menggunakan bahan kimia ramah lingkungan untuk memadamkan api di beberapa titik.
"Indonesia telah menggunakan 60 ton bahan kimia ramah lingkungan. Rencananya bahan dari Jepang akan digunakan untuk water bombing menggunakan pesawat Indonesia," katanya.
Selain Jepang dan Malaysia, Indonesia juga mendapat bantuan dari Australia dan Singapura untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan kabut asap.
Beberapa negara lain yang juga berencana membantu Indonesia antara lain Rusia, China, Korea, dan Thailand. Kementerian Luar Negeri masih terus menjajaki lebih lanjut tentang tawaran bantuan tersebut.
Pemerintah Indonesia sendiri sampai saat ini sudah mengerahkan armada dan personel untuk mengatasi masalah ini. Sutopo menjelaskan bahwa 32 helikopter dan pesawat sudah mengudara di Sumatera ataupun Kalimantan.
Ada 21 helikopter yang sudah mengudara, tujuh pesawat water bombing, serta empat unit pesawat pembuat hujan buatan.
"Dari 32 unit helikopter atau pesawat yang terbang, enam unit berasal dari bantuan Malaysia, Singapura dan Australia, baik untuk water bombing atau memandu water bombing," kata Sutopo.
Saat operasi udara mengerahkan lebih dari 30 pesawat, tim gabungan yang bergerak lewat jalur darat pun tak kalah banyak. Hingga hari ini jumlah tim gabungan yang mencoba memadamkan api lewat darat berjumlah 22.146 personel yang terdiri atas TNI, Polri, Kementerian dan Lembaga, Badan Penanggulanan Bencana Daerah, Manggala Agni, dan relawan lainnya.
"Di Riau ada 7563 personel, Jambi 2365 personel, Sumatera Selatan 3694 personel, Kalimantan Barat 2810 personel, Kalimantan Tengah 3445 personel dan Kalimantan Selatan 2269 personel," ujarnya.
%PDF-1.7 %µµµµ 1 0 obj <>/Metadata 751 0 R/ViewerPreferences 752 0 R>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 14 0 R 15 0 R 18 0 R] /MediaBox[ 0 0 595.32 841.92] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœÝ=ÛrÛF²ï®ò?àé˜!Ì®©cÇI¬ÄÉñÆJå!ÚH¤Hˆ×�€µÊ×Ÿîž ` HN�Ý æÒÓÝÓ·é]¾9dé}r—YÿøÇå›,Kî–ó™õûåõnÿïËë§ýüòc²H·I–ŸòÛ‹ÞÏ“ÙüðÏZoß}c]~ÿ)°ÇׯþxýÊó]'¶Â€;·Bî0xvXì[‡ùëW¿}em_¿¢Rþ¯¾TšÜm^¿º¼Ú$‹¹o½ÛYÿzýÊúö'¢È·»,ÛmÚáün·Ëœ cžú–ÄVX\8¼!h²¸Z» -ìZü\®ãâÿ¢(DÔø±ïnEsb^îí5@ð¸×³®ïa>-³"ßaP¹Â� ¨k- î÷Ÿ#ʸÖ÷¯_ýn[“[×?¼~õ-tô/¢W¿�¿¤n'�aì:AT@©`û!?l“µ5‰ì«õij7“©°ÓÉÔ³“å„ Ûú-Y&Û‰°ë#¾Ï'±½�MT�YºJ¶Ï�^;ÈÜ÷œˆµƒŒ ͇5/nu„YF.²{ËxÜ�0fsoô 7tBÑ60s‡�ENøbVpæx¼±GÐwÜvŒòáéè†3œà2¾°x<-†Ò¹eäéãùŽ×:SûÃ�AÕVéó× snÅ�‚<Œ�¨×»ÿñ}õõ‹°q:"ÅæGÕ]XY1ü†¾°‹Ó’_XÑu(|' N €r5:<ÉQ—“i`g²þ�_O˜g_^bÁlÚ;,LPuôtXàï%JY†O.Tq&SnûðÀ±$‚útùç|Ø[|ÜAÙL>À�3a®¬Â¡Ü×Ô:„‡‚A±Á}ßáqŒ¡‹A+ú54B@}g^Ò0säxžÅa•ˆ†¾ÿªÌT†á¨&óbÇãպêbÇj³ÞÊ[QìAëX/“í§cÅüÜXWŸpÕÒÏÏ_[¸Ê¸\Jjq½L£Ö$Œ õÍÿšy3’ßÕ8T„se b¡Dz™[ƒ |>öQ™�önë„ʃ¼ì±¶�¹ø„ðxX ÖuûÈâ—3÷ÌX¾æ¦ ¼aGæÑ™‘ÿ~#É�Ækp½¹=~†Òa?¤ÇS2Ì+·[|z2¯ïRt}© ¶Í@õGö!Áǹõ=ø‰Ì|€/ÓØŸ
Step 1: The part between N and M that should be heated first is the combustion tube. Step 2: In a combustion tube, the reaction between the substance (in this case, hydrogen) and the oxidizing agent (in this case, oxygen from the air) occurs when heat is applied. Step 3: The chemical equation for the reaction occurring in the combustion tube is: 2H₂ (g) + O₂ (g) → 2H₂O (g)